Aksi dan Demonstrasi

Aksi dan Demonstrasi

Bagaimana bisa merubah keadaan menjadi lebih baik sedangkan kesalahan berpikir masih sering dilakukan (Rekayasa Sosial, Jalaluddin Rakhmat). Terkait isu-isu yang sedang marak sekarang ini, yaitu banyak orang dari kalangan mahasiswa, organisasi massa, dan organisasi lainnya yang melakukan protes dengan turun ke jalan-jalan di berbagai titik di Indonesia. Atau bahkan sempat-sempatnya ada juga dari kalangan tersebut yang hanya memberi komentar-komentar pedas, manis, atau asam mengenai tingkah saudara-saudaranya yang protes turun ke jalan itu.

Maka ada hal yang harus diperhatikan dari pengertian AKSI dan DEMONSTRASI. Karena saudara-saudara kita yang sedang turun ke jalan itulah yang sedang melakukan kedua kata  kerja yang dibendakan (gerund) tersebut, yaitu AKSI dan DEMONSTRASI. Memang kedua kata ini terlihat sekilas memiliki makna yang sama, padahal berbeda, walau saling berkaitan satu sama lainnya. Oleh karena itu perlu bagi kita untuk mengetahui dimana keterkaitan kedua kata tersebut agar tidak salah bersikap saat memaknainya.

AKSI. Banyak orang merepresentasikan aksi hanya pada satu titik, yaitu demonstrasi tok. Padahal itu adalah big wrong. Aksi tidak sama dengan demonstrasi. Makna aksi itu sangatlah luas. Ketika kita belajar , maka itu adalah sebuah aksi. Ketika kita bekerja, maka itu adalah sebuah aksi. Ketika kita berorasi, maka itu adalah sebuah aksi. Ketika kita berdiskusi, maka itu adalah aksi. Ketika kita menyebar opini melalui tulisan atau komentar, maka itu adalah aksi. Ketika kita berkelahi, maka itu adalah aksi. Ketika kita protes, maka itu adalah aksi. Lain hal ketika kita diam karena tidak berfikir, maka itu bukan merupakan aksi. Karena aksi itu bergerak, bukan diam. Aksi itu berfikir, tidak mengawang. Aksi itu menghasilkan, tidak nihil. Dan jangan sampai kita tidak melakukan AKSI karena kita tidak berfikir !! Jadi , AKSI secara praktis dapat diartikan sebagai unjuk sikap atau kekuatan sebagai perwujudan gejolak emosi yang saya, kamu, atau kita miliki (Umar Bassyarohul Haq).

DEMONSTRASI. Atau biasa disingkat menjadi DEMO. Ada dua pengertian yang melekat pada satu kata ini. Pertama, protes yang dilakukan secara massal dihadapan umum. Kedua, memperagakan atau mempertunjukkan melakukan sesuatu sebagai referensi bagi peserta. Banyak contoh demonstrasi yang bisa kita lihat, baik di koran-koran atau televisi. Demonstrasi termasuk hak demokrasi yang idealnya bisa dilakukan secara damai, intelek, dan santun. Hanya saja hak ini biasanya  diselewengkan oleh oknum-oknum tertentu untuk berbuat rusuh. Demonstrasi juga merupakan media pencerdasan atau pembodohan secara massif. Karena memang yang berperan dalam kegiatannya adalah massa yang berjumlah banyak, sehingga opini yang dimunculkan pun memiliki kekuatan massa.

Korelasi antara AKSI dan DEMONSTRASI bukan merupakan sebuah equal, melainkani sebuah set atau himpunan bagian (Mata Kuliah Matematika Diskret). Secara gamblang dapat dipaparkan bahwa DEMONSTRASI merupakan bagian dari AKSI, bukan sebaliknya. Karena ketika kita sedang belajar mempersiapkan UTS itu bukanlah sebuah DEMONSTRASI, melainkan itu adalah sebuah AKSI belajar. Contoh lain, apabila kita melakukan DEMONSTRASI memasak di televisi, maka secara langsung kita melakukan AKSI demonstrasi. Atau ketika kita DEMONSTRASI di depan gedung DPR, maka kita melakukan apa yang disebut AKSI demonstrasi. Jadi saat kita melakukan AKSI, maka belum tentu kita melakukan DEMONSTRASI, karena DEMONSTRASI merupakan salah satu bentuk AKSI.

DEMONSTRASI adalah bagian dari AKSI. Maka sekarang dan selanjutnya tinggal kita pilih, ketika kita mau beraksi, maka yang mau kita lakukan apakah AKSI melalui TULISAN, atau AKSI melalui PENGABDIAN MASYARAKAT, atau AKSI melalui DEMONSTRASI. Semua bebas dipilih, asal satu yang dikedepankan, yaitu saling menghormati satu dengan yang lainnya karena kita sama-sama sedang melakukan AKSI. Ibarat kata nih, sesama metromini jangan saling mendahului lah.

Share this Post: